REVITALISASI BAHASA DAERAH DALAM ERA GLOBALISASI ANTARA PELESTARIAN DAN MODERNISASI

Abstract

Bahasa daerah merupakan warisan budaya yang mengandung nilai-nilai historis, sosial, dan identitas suatu komunitas. Namun, dalam era globalisasi yang sarat dengan arus informasi global dan dominasi bahasa-bahasa internasional, eksistensi bahasa daerah semakin terpinggirkan. Fenomena ini ditandai dengan menurunnya jumlah penutur aktif, terutama di kalangan generasi muda, serta berkurangnya penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dinamika revitalisasi bahasa daerah dengan menekankan pentingnya keseimbangan antara pelestarian bentuk autentik bahasa dan upaya modernisasi agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik studi pustaka, analisis kebijakan bahasa, serta studi kasus terhadap beberapa program revitalisasi di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi revitalisasi yang efektif melibatkan integrasi bahasa daerah dalam sistem pendidikan formal dan nonformal, digitalisasi materi ajar dan dokumentasi bahasa, serta pemanfaatan media sosial dan teknologi digital sebagai sarana pembelajaran dan promosi. Selain itu, keterlibatan komunitas lokal, lembaga budaya, dan dukungan kebijakan pemerintah menjadi faktor krusial dalam menjaga kesinambungan penggunaan bahasa daerah. Revitalisasi yang berhasil tidak hanya mampu melestarikan bahasa sebagai simbol budaya, tetapi juga mendorong transformasi bahasa daerah menjadi alat komunikasi yang hidup dan dinamis di tengah masyarakat modern. Dengan demikian, revitalisasi bahasa daerah menjadi upaya strategis dalam menjaga keragaman linguistik sekaligus memperkuat identitas nasional di tengah arus global.