ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN KOMENTAR NETIZEN DALAM POSTINGAN “KECELAKAAN TRUK BERMUATAN DURIAN TERBALIK DI JALUR TOL” DI AKUN @medantalk
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk implikatur percakapan yang muncul dalam komentar netizen pada salah satu unggahan akun Instagram @medantalk yang memberitakan kecelakaan truk durian di jalur tol. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teori implikatur percakapan H. Paul Grice sebagai dasar analisis. Teori ini membahas empat prinsip atau maksim komunikasi, yaitu kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Data diperoleh melalui dokumentasi komentar netizen yang menunjukkan makna tersirat atau tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak komentar yang secara sadar melanggar beberapa maksim, terutama maksim kualitas dan cara, untuk menciptakan humor, sindiran, atau menunjukkan keakraban antar pengguna. Misalnya, komentar seperti “1 truk” atau “gelap itu 2 atau 3 biji” digunakan bukan untuk menyampaikan informasi faktual, tetapi sebagai bentuk lelucon atau ajakan tersirat. Temuan ini menunjukkan bahwa dalam konteks media sosial, pelanggaran maksim bukanlah bentuk komunikasi yang salah, tetapi justru merupakan strategi yang memperkaya makna percakapan. Bahasa yang digunakan menjadi lebih ekspresif, personal, dan menunjukkan kedekatan sosial. Penelitian ini menggambarkan bahwa implikatur merupakan bagian penting dari komunikasi digital, dan dapat membantu memahami bagaimana orang menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari di media sosial.
Kata Kunci: Implikatur Percakapan, Media Sosial, Komunikasi Digital, Maksim Grice, Instagram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk implikatur percakapan yang muncul dalam komentar netizen pada salah satu unggahan akun Instagram @medantalk yang memberitakan kecelakaan truk memecahkan durian di jalur tol. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan implikatur teori percakapan dari H. Paul Grice sebagai landasan analisis. Teori ini membahas empat prinsip komunikasi atau maksim, yaitu kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Data diperoleh melalui dokumentasi komentar netizen yang menunjukkan makna tersirat atau tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak komentar yang secara sadar melanggar beberapa maksim, terutama maksim kualitas dan cara, untuk menciptakan humor, sindiran, atau menunjukkan keakraban antar pengguna. Misalnya, komentar seperti “1 truk” atau “gelap kan 2 ato 3 biji” digunakan bukan untuk menyampaikan informasi faktual, melainkan sebagai bentuk candaan atau ajakan tersirat. Temuan ini menunjukkan bahwa dalam konteks media sosial, pelanggaran maksim bukanlah bentuk komunikasi yang salah, melainkan strategi yang menyuburkan makna percakapan. Bahasa yang digunakan menjadi lebih ekspresif, personal, dan menunjukkan kedekatan sosial. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa implikatur merupakan bagian penting dalam komunikasi digital, dan dapat membantu memahami bagaimana menggunakan bahasa masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di media sosial.
Kata Kunci: Implikatur Percakapan, Media Sosial, Komunikasi Digital, Maxim Grice, Instagram
Article Details
How to Cite
Aznah, A. ., & Aprilia, S. (2025). ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN KOMENTAR NETIZEN DALAM POSTINGAN “KECELAKAAN TRUK BERMUATAN DURIAN TERBALIK DI JALUR TOL” DI AKUN @medantalk. Basaya: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya, 1(2), 65–71. Retrieved from https://jurnal.inovasipendidikankreatif.com/index.php/BASAYA/article/view/71
Section
Articles
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk implikatur percakapan yang muncul dalam komentar netizen pada salah satu unggahan akun Instagram @medantalk yang memberitakan kecelakaan truk durian di jalur tol. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teori implikatur percakapan H. Paul Grice sebagai dasar analisis. Teori ini membahas empat prinsip atau maksim komunikasi, yaitu kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Data diperoleh melalui dokumentasi komentar netizen yang menunjukkan makna tersirat atau tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak komentar yang secara sadar melanggar beberapa maksim, terutama maksim kualitas dan cara, untuk menciptakan humor, sindiran, atau menunjukkan keakraban antar pengguna. Misalnya, komentar seperti “1 truk” atau “gelap itu 2 atau 3 biji” digunakan bukan untuk menyampaikan informasi faktual, tetapi sebagai bentuk lelucon atau ajakan tersirat. Temuan ini menunjukkan bahwa dalam konteks media sosial, pelanggaran maksim bukanlah bentuk komunikasi yang salah, tetapi justru merupakan strategi yang memperkaya makna percakapan. Bahasa yang digunakan menjadi lebih ekspresif, personal, dan menunjukkan kedekatan sosial. Penelitian ini menggambarkan bahwa implikatur merupakan bagian penting dari komunikasi digital, dan dapat membantu memahami bagaimana orang menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari di media sosial.
Kata Kunci: Implikatur Percakapan, Media Sosial, Komunikasi Digital, Maksim Grice, Instagram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk implikatur percakapan yang muncul dalam komentar netizen pada salah satu unggahan akun Instagram @medantalk yang memberitakan kecelakaan truk memecahkan durian di jalur tol. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan implikatur teori percakapan dari H. Paul Grice sebagai landasan analisis. Teori ini membahas empat prinsip komunikasi atau maksim, yaitu kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Data diperoleh melalui dokumentasi komentar netizen yang menunjukkan makna tersirat atau tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak komentar yang secara sadar melanggar beberapa maksim, terutama maksim kualitas dan cara, untuk menciptakan humor, sindiran, atau menunjukkan keakraban antar pengguna. Misalnya, komentar seperti “1 truk” atau “gelap kan 2 ato 3 biji” digunakan bukan untuk menyampaikan informasi faktual, melainkan sebagai bentuk candaan atau ajakan tersirat. Temuan ini menunjukkan bahwa dalam konteks media sosial, pelanggaran maksim bukanlah bentuk komunikasi yang salah, melainkan strategi yang menyuburkan makna percakapan. Bahasa yang digunakan menjadi lebih ekspresif, personal, dan menunjukkan kedekatan sosial. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa implikatur merupakan bagian penting dalam komunikasi digital, dan dapat membantu memahami bagaimana menggunakan bahasa masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di media sosial.
Kata Kunci: Implikatur Percakapan, Media Sosial, Komunikasi Digital, Maxim Grice, Instagram